================================================================================= ==================================================================

Jumat, 03 April 2015

4 TIPS UNTUK MEMERANGI RASA PENYAKIT MALAS DARI DALAM DIRI


Malas adalah penyakit yang mendera hampir semua orang termasuk mereka yang sedang studi/sekolah. Kita semua pasti mengetahui jika malas sebagai penyakit yang setiap saat siap mencengkeram diri kita untuk menjadi tidak produktif. Jika penyakit malas datang alamat malapetaka siap juga menghampiri, seperti pekerjaan tidak akan selesai sesuai deadline, pekerjaan menjadi menumpuk, kualitas pekerjaan menjadi buruk, waktu terbuang secara sia-sia, dan hidup serasa loyo. Nampaknya kata pepatah time is money perlu kita masukan dalam kerangka berpikir kita.

Sebagai seorang mahasiswa yang harus belajar, saya sendiri sering berjibaku untuk memerangi penyakit malas. Berbagai cara saya kerjakan untuk memberantas penyakit malas. Saking seriusnya dampak penyakit malas, sebaiknya kita menjadinya sebagai musuh nomor satu untuk diperangi.

Diperlukan formula untuk membantu diri kita kebal terhadap penyakit malas dan dipergunakan untuk menyembuhkan diri kita sendiri ketika terjangkit penyakit malas. Di bawah ini 4 tips yang saya lakukan untuk memerangi rasa penyakit malas dari dalam diri saya sendiri.

1. Ingat target atau misi utama belajar

Ijasah yang akan kita peroleh dari hasil studi seharusnya menjadi pembangkit semangat. Dalam kompetisi kerja, kita memerlukan ijasah untuk menyakinkan orang lain kemampuan yang kita miliki. Kita harus sadar jika tanpa ijasah mustahil kita bisa mendapatkan pekerjaan formal yang bagus. Semakin bergengsi jenis suatu pekerjaan semakin tinggi pula persyaratan pendidikan yang harus dimiliki oleh pelamar. Saya mengibaratkan ijasah sebagai pisau atau senjata yang akan kita pergunakan untuk berkompetisi dengan orang lain. Ijasah juga berfungsi sebagai investasi sampai hari tua karena gelar akademik melekat hingga kita tiada.

2. Ingat hubungan ijasah dengan posisi pekerjaan

Saya selalu membangun sugesti untuk diri saya sendiri jika saya harus tampil beda dengan orang lain. Untuk tampil berbeda dengan orang lain, kita harus memiliki skill atau keahlian yang salah satunya diperoleh dari pendidikan formal. Dalam dunia kerja, ijasah menentukan posisi pekerjaan kita dengan orang lain. Seorang dengan ijasah SMP, SMA dan perguruan tinggi pasti akan memiliki kedudukan yang berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita peroleh maka semakin besar peluang kita untuk mendapatkan posisi pekerjaan yang baik. Misalnya, untuk menjadi guru di Indonesia, seseorang harus memiliki ijasah S1. Jadi mereka yang belum memiliki ijasah S1 tidak akan mungkin menjadi guru.


3. Ingat hubungan pendidikan dengan derajat keluarga

Pendidikan yang kita capai pasti akan mengangkat derajat diri kita dan keluarga kita salah satunya dengan pendidikan yang baik harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik semakin terbuka lebar. Adanya kesempatan untuk bisa melanjutkan studi sampai jenjang tertinggi pasti akan membuat keluarga bangga, termasuk keluarga inti yang meliputi anak dan istri. Bagi saya, anak dan istri menjadi motivasi belajar yang luar bisa. Dengan pendidikan yang baik, saya berharap mampu memberikan penghidupan yang baik untuk mereka.

4. Ingat belajar adalah ibadah (jihad)

Sekolah itu bukanlah pekerjaan mudah. Sekolah membutuhkan pengorbanan lahir dan batin sehingga perjuangannya dianggap setara dengan mereka yang melakukan jihad. Dalam ajaran agama saya, belajar juga dimasukan dalam kategori ibadah. Saya sendiri terus membangun sugesti jika belajar adalah ibadah karena saya telah menjalankan perintah agama untuk mencari ilmu pengetahuan. Dengan belajar maka terbukalah diri saya untuk memahami kebesaran Tuhan dan mempelajari semua kebesaran-Nya. Saya menggunakan poin ke-4 ini sebagai perwujudan ketakwaan dengan Tuhan.

Semoga 4 poin di atas bisa dipergunakan sebagai resep untuk membantu kita melawan penyakit malas. Selamat belajar.

Get This Comment Form

Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Hanya baca blogx, cOMeent doOnk. . .